Rabu, 10 April 2013

Cerita naruto chapter 617-623

617_1.jpg
Alur Cerita Naruto 617
"Berputar dan Bertahan"

BY : Masashi Kishimoto
Translate By : Beelzeta

Meski Neji sudah tiada, kenangan akan dirinya terus tersimpan dalam hati teman-temannya. Naruto, Lee, semuanya.

"Percuma saja, Lee." Lee teringat akan kata-kata Neji waktu itu. "Kau tak akan bisa mengalahkanku hanya dengan kerja keras, itu adalah kenyataan. Carilah saingan lain ..."

Neji meremehkan Lee. Sampai kemudian, Neji kalah dalam pertarungan melawan Naruto. "Apa kau menonton pertarungan saat aku kalah tadi? Lee, sampai sejauh ini, apa yang aku miliki ..."


"Lee, suatu hari nanti, aku ingin melawanmu sekuat tenaga." ucap Neji saat itu. "Untuk mencari tahu, mana yang lebih kuat antara gaya bertarungmu dan diriku. Tapi, selama mataku masih hitam, aku tak akan kalah." lanjutnya.

Note : Selama mataku masih hitam merupakan sesuatu semacam perumpamaan di Jepang yang artinya selama aku masih hidup.

"Huh, kalau kamu, bukankah lebih cocok kalau selama mataku masih putih?" canda Lee.
"Ah, iya, benar juga. Ngomong-ngomong, teruslah ingat aku sebagai sainganmu."

Flashback berakhir. Dengan chakra yang diberi oleh Naruto, tekad Lee membara. Sama seperti Shikamaru, Ino, Chouji, dan yang lainnya, kini Leepun telah memiliki chakra Kyuubi terlapis dalam dirinya.


Taki hanya Lee, Kakashi dan yang lainnya juga. Semuanya telah memiliki lapisan chakra Kyuubi. "Begitu kuat, jauh lebih kuat dari sebelumnya." pikir Kakashi. Kemudian, ia teringat akan kata-kata Shikkaku di saat-saat terakhirnya.

"Aku memiliki beberapa informasi mengenai pertarungan ini. Tapi sebelumnya, ada sesuatu yang ingin kupastikan. Kakashi, saat kau menggunakan kamui untuk pergi dan kembali dari dimensi lain, kau bilang alasan kenapa kau mampu membawa Hachibi juga karena mendapat chakra dari Naruto, kan?"

"Ya. Lebih tepatnya, aku mendapat chakra langsung dari Kyuubi." jawab Kakashi saat itu.

"Karena kau mengatakan kalau itu alasan kenapa kau bisa, aku rasa ada perbedaan saat kau menggunakan kamui dengan chakra kyuubi, tapi berapa banyak? Bisakah kau menjelaskannya padaku?"

"Kurasa, setidaknya sekitar tiga kali lebih banyak. Sampai kemudian, aku tak mampu memindahkan objek-objek besar di sekitar kamui, dan aku tak bisa menggunakannya berkali-kali."

Mereka mulai bergerak, para shinobi. Sementara Naruto di dalam dimensi dirinya, ia tampak masih menyiapkan sesuatu. "Apa kau sudah hampir selesai?" tanya Kyuubi.



"Dia telah menjadi seperti yang kau inginkan, Hokage keempat." pikir Kyuubi. "Satu-satunya yang bisa membuat tautan menuju chakraku adalah Naruto karena dia memiliki darah Kushina dan telah menjadi Jinchuriki dalam waktu yang lama. Naruto telah menjadi begitu ahli hingga mampu mentransformasi chakra ke tipe tiap orang saat ia memberikannya. Yah, dengan itu aku mampu mentransfer chakra melaluinya. Minato, itu adalah metode yang sama dengan yang kau lakukan saat memberikan chakra Kyuubi pada Naruto."

"Dia telah ... melampaui kalian berdua." pikir Kyuubi lagi. "Besarnya chakra yang bisa dia sambungkan jauh lebih besar. Rasakan itu, Kushina dan Minato, kalian telah kelah dari bocah kecil ini, hehe. Ini adalah kekuatan yang ingin kalian serahkan padanya ..."

Para shinobi telah benar-benar siap. Mereka semua telah mendapat chakra dari Naruto.
"Huh, haruskah aku memberi kekuatan yang lebih besar lagi?" Madara memperkuat kekuatan Juubi. Dengan ini, Shikamaru dan yang lainnya menjadi semakin kewalahan dalam mengikat bayangannya. "Naruto, lakukan! Sekarang!!" ucap Shikamaru, "Huh, ini semakin menarik."

Hachibi menembakkan Bijuudama, klan Hyuuga menggunakan Hake Kuuhekishou, Temari dan shinobi Suna lainnya menggunakan Fuuton - Ookameami, dll, dan semuanya dengan bantuan chakra Kyuubi. Akibatnya, kekuatan dari serangan tersebut menjadi berlipat-lipat.

Serangannya berefek, namun Juubi juga tak mau kalah, ia juga menyerang dengan ekor-ekornya, Buaghh!!!!

"Ukkhh!!"
"Neji tak akan mati percuma!!"

"Huh, tanda kutukan yang tak akan hilang sampai mati, kutukan shinobi, yang diciptakan dalam keluarga Hyuuga, yang hidup dalam sangkar besar, hanya menunggu untuk mati." ucap Obito. "Yah, sama seperti bocah yang kalian biarkan mati sia-sia itu ..."

"Neji ... Tekad Neji ... Belum mati!!!" Mereka terus menyerang. Para shinobi menyatukan kekuatan hingga membentuk serangan yang memotong habis ekor Juubi, menembus dan menuju ke tempat Madara dan Obito berada. "Aku akan mengurus yang kanan." ucap Lee.

"Bagus!" Naruto menyiapkan rasenshuriken. Namun, "Sial, bahuku ..." ia mengalami masalah saat akan menghempaskannya. Tapi kemudian, "Juuken!" Hinata membantunya. Dengan ini, Naruto mampu melempar rasenshuriken tersebut. Obito terpotong, begitu pula dengan Madara.

Meski Obito hanya tembus, dan Madara mampu menyatu kembali karena ia Edo Tensei, namun ikatan yang mereka buat dengan Juubi menjadi terputus.
"Tidak seperti kalian, aku ...
Aku tak akan membiarkan ikatan yang telah kubuat terpotong." ucap Naruto. "Dan aku tak ingin orang lain memutus ikatannya padaku."

Scene berpindah ke Sasuke, dan ia telah sampai pada tujuan. "Apa itu di sini?"
Mereka sampai di semacam perumahan yang sudah hancur, retakan dimana-mana, benar-benar tidak terawat.

Bersambung ke Naruto Chapter 618
618_1.jpg
Alur Cerita Naruto 618
"Mereka yang tau segalanya"

By: Masashi Kisimoto
Translate By: Beelzeta

Sasuke dan tiga rekannya telah sampai di depan sebuah bangunan semacam kuil yang tampak sudah hancur parah. "Kelihatannya tempat ini sudah lama tidak digunakan." ucap Orochimaru. "Benar-benar hancur." ucap Suigetsu, "Yah, bagaimanapun tempat ini cukup jauh dari desa." lanjutnya.

Sementara itu, Sasuke sudah masuk. Di dalam sana, terdapat suatu ruangan yang memajang puluhan topeng iblis. "Yang mana?" tanya Sasuke pada Orochimaru yang juga sudah masuk. "Hmm, coba kita lihat, yang ..."


Orochimaru mengingat-ingat dan kemudian melilit salah satu topeng dengan ularnya. "Ini dia." ucap lelaki ular itu. "Uhh, tempat ini sedikit menakutkan, kalau sudah ketemu, ayo cepat pergi dari sini." ucap Suigetsu. "Ya, ayo kita pergi ... Menuju tempat dimana semua rahasia berada." ucap Orochimaru.

Setelahnya, mereka berempat pergi ke tengah desa, Konohagakure. Suasana sedang tidak begitu ramai, dan mereka berempat menggunakan jubah yang menutupi kepala. Jadi, tak ada yang tahu.

Saat dalam perjalanan, di tengah jalanan desa, tiba-tiba Sasuke meloncat, meloncat ke atas sebuah bangunan yang cukup tinggi. Dan dari sana, Sasuke mengamati keadaan desa. "Tempat ini ... sudah cukup banyak berubah." ucapnya.

"Apa yang Sasuke lakukan?" Suigetsu bertanya-tanya. Kemudian, Orochimaru menjelaskan kalau, "Itu seperti sebelum aku memutuskan untuk menghancurkan Konoha."

"Apa?"

"Dia dan desa ini mungkin sudah berubah. Tapi bagaimanapun, tempat ini adalah tempat kelahirannya. Ia butuh waktu untuk berpikir, memikirkan mengenai masa lalu dan mengkonfirmasi ulang ketetapan hatinya." jelas Orochimaru.

"Heeh, kau sendiri, apa kau sudah tidak menginginkannya lagi? Untuk menghancurkan Konoha." ucap Suigetsu. Orochimaru hanya tersenyum. Kemudian, Suigetsu kembali berbicara, "Kau tahu, kalau dipikir-pikir, kami termasuk orang-orang terbaikmu. Dan sekarang, kita semua telah berada di dalam Konoha. Orang-orang kuat mereka sedang pergi berperang, bukankah ini kesempatan yang sangat bagus untukmu?"

"Tepat sekali." ucap Orochimaru. "Tapi, kau membuat satu kesalahan." lanjutnya. Suigetsu dan Juugo bertanya-tanya. Kemudian Orochimaru berkata, "Sekarang kalian sudah bukan ular lagi."

Setelahnya, mereka berempat sampai di kuil Nakano, kuil klan Uchiha. Lebih tepatnya, kuil Nakano yang sudah porak poranda. Di sana terdapat suatu balok batu bergambarkan sharingan dengan segel. Dan dengan suatu jutsu, Sasuke membukanya, hingga tampak tangga menuju ke bawah.

"Heeh, jadi kau butuh jutsu untuk membuka pintu batu in ya." ucap Suigetsu. "Tak ada yang tersisa dari bangunan kuil Nakano ini lagi, benar-benar hancur." ucap Orochimaru. "Tampilan luar bukanlah masalah, yang terpenting adalah apa yang ada di dalam. Ayo masuk." ucap Sasuke. Dan setelahnya, merekapun masuk.

Di dalam, terdapat suatu altar batu bertuliskan huruf segel. Di sanalah, Orochimaru akan memulai sesuatu. Ia melepas jubahnya, dan kemudian memakai topeng yang tadi diambilnya. Dan, "Gyaaaah!!!" Aura dewa kematian, Shinigami seperti yang digunakan Hokage ketiga saat melawan Orochimaru dulu menyelimuti tubuh Orochimaru.

Flashback saat masih di dalam perjalanan menuju Konoha. "Untuk melakukan apa yang tertulis di dalam gulungan, pertama-tama kau butuh topeng shinigami. Kau bisa menemukannya di dalam kuil topeng klan Uzumaki yang terdapat di pinggir desa. Kemudian, kau harus membiarkan shinigami dari shiki fuujin mengendalikan tubuhmu untyk membuatnya keluar. Kalau kau memotong perutnya, segelnya akan lepas. Tapi, aku harus dijadikan sebagai korban. Ini juga akan mengembalikan tanganku yang ada di dalam perutnya."

Orochimaru telah melakukannya. Perutnya berlumuran darah, namun kedua tangannya telah kembali.

"Kalau aku bisa mengembalikan tanganku, aku akan mampu untuk menggunakan Edo Tensei, dan ... membangkitkan mereka berempat." jelas Orochimaru waktu itu. "Tentu saja, aku yakin kalian sudah tahu kalau aku butuh sesuatu untuk itu."

"Aaah!!! Apa kau berencana untuk menjadikan kami sebagai wadah Edo Tensei!?" tanya kaget Suigetsu. "Fufu, ide yang bagus." ucap Orochimaru. "Tapi, ada pilihan yang lebih bagus. Meskipun kalian tidak bisa melihatnya."

Kembali ke masa sekarang, "Juugo, Sasuke, Suigetsu, bersiaplah!!" ucap Orochimaru.

"Ya!" Suigetsu melakukan sesuatu terhadap Sasuke, dan tiba-tiba enam sosok Zetsu putih keluar dari tubuhnya.

Kembali ke penjalasan, "Juugo, kau gunakanlah kekuatan segel kutukanmu. Dengan itu, Zetsu yang Tobi gunakan untuk mengawasi tubuh Sasuke akan merespon dan keluar."

"Sial ... bagaimana bisa!?" ucap kaget Zetsu putih. "Aku tahu semuanya dari eksperimenku terhadap sel Hashirama." jelas Orochimaru. "Dan juga tentang kemampuan merasakanmu. Enam dari kalian, Tobi benar-benar berhati-hati."

Kembali ke penjelasan, "Saat aku mendapat kembali chakraku dari Kabuto, aku juga mendapat informasi darinya. Dia telah mencaritahu tentang enam Zetsu yang ada di dalam Sasuke dan tahu tentang mereka. Lalu, aku memiliki DNA mereka berempat. Aku juga suka mengoleksi, kalian tahu ..."

Kembali ke kuil, "Suigetsu, Juugo, uruslah dua Zetsu yang tersisa." Empat zetsu putih telah ditangkap dan disiapkan untuk menjadi wadah Edo Tensei. Kemudian, "Edo Tensei no Jutsu!"

Orochimaru menggunakan jutsu itu. Dan sebelum ia benar-benar mati, ia keluar dari tubuhnya. Ya, bagaimanapun ia ular yang bisa berganti kulit. "Mereka datang ..." ucap Orochimaru, "Seseorang yang tahu segalanya."

Mereka telah bangkit, "Para Hokage sebelumnya."
Naruto Chapter 618 - Beelzeta.com

Dengan bebasnya jiwa mereka dari shinigami, keempat legenda itupun berhasil dibangkitkan kembali. Apa yang sebenarnya mereka ketahui? Rahasia apa yang ingin Sasuke ketahui dari mereka?
619_12.jpg
Alur Cerita Naruto 619
"Klan Yang dinaungi Iblis"

By: Masashi Kishimoto
Translate By: Beelzeta

Keempat Hokage telah bangkit kembali. Jiwa mereka telah dilepas dari tubuh dewa kematian. Jadi, bukan hal mustahil lagi untuk men-Edo Tensei mereka berempat.

"Ini ... Hokage pertama ... Seseorang yang dikatakan sebagai dewa para shinobi, Hashirama yang sesungguhnya ..." ucap Suigetsu.

"Lagi-lagi si bocah Orochimaru." ucap Hokage kedua. "Apa maksudmu?" tanya Hokage pertama. "Kemungkinan dia telah menarik segel dari dewa kematian." ucap Hokage ketiga, "Dan kemudian ia menggunakan Edo Tensei." lanjutnya.

"Apa dia mampu untuk melepaskan segel itu? Orochimaru-san, bagaimana bisa kau melakukannya?" Hokage keempat bertanya-tanya. "Kau terlalu meremehkanku, Minato." ucap Orochimaru. "Sebenarnya, itu adalah teknik segel milik klan Uzumaki. Setelah kehilangan jutsuku, aku mempelajari reruntuhan dan dokumen klan yang sekarang telah menghilang."

"Pertama, ini seperti kita dibuat sadar ..." ucap Hokage keempat. "Huh?" Hashirama kaget. Ketiga Hokage lainnya melihat ke arah dia, dan kemudian hokage pertama tersebut bertanya, "Siapa kau??" ia belum pernah melihat hokage keempat sebelumnya.

"Aku adalah hokage keempat." jawab Minato sambil memperlihatkan tulisan di belakang jubahnya. "Ooh, keempat!!" Hashirama kagum. Orang-orang hanya bisa terdiam. "Begitu ya! Jadi desa tetap stabil untuk waktu yang lama." ucap Hashirama.

"Ehm, aku tak terlalu yakin kalau desanya stabil atau tidak. Sebenarnya aku mati sebelum Hokage ketiga dan disegel." jelas Minato. "Eh? Benarkah? Jadi kau tidak disegel bersama dengan Sarutobi??" tanya Hashirama lagi. "Ya, itu adalah kejadian yang berbeda." ucap Minato.

"Lalu, siapa yang kelima?" tanya Hashirama lagi. Kemudian, Orochimaru menjawab, "Yang kelima adalah cucu anda, putri Tsunade."

Mendengar jawaban itu, Mendadak Hashirama tampak suram. "Tsuna ... Tsuna ... A-apa desa baik-baik saja?" ia khawatir. "Eeh, apa anda khawatir?"

"Hahaha!!" Hashirama kemudian tertawa, "Aku benar-benar sudah merusaknya, karena dia adalah cucu pertamaku. Dia bahkan belajar berjudi dariku, dan itu hanya ... Gahahahahah!!" Hashirama tak bisa berhenti tertawa.

"Dewa para Shinobi ... Entah kenapa sedikit berbeda dari yang ada di otakku." pikir Suigetsu.

"Edo Tensei lagi ... Kau menggunakan jutsuku dengan terlalu mudah." ucap Hokage kedua. "Bagaimanapun ini tidak terlalu rumit. Ini hanya, tidak seharusnya diciptakan." ucap Orochimaru. "Tindakkan politik dan jutsu yang kau ciptakan telah membuat masalah besar setelahnya, termasuk di zaman ini." jelasnya.

"Kau ... apa kau bermaksud untuk menyerang Konoha lagi?"
"Aku sudah menghentikan jutsumu dengan mengorbankan nyawaku, bagaimana ini bisa!?" Hokage ketiga bertanya-tanya. "Kali ini, kau bahkan menggunakan Edo Tensei padaku, gurumu, untuk melawan Konoha!!"

"Hah, dunia memang selalu dipenuhi oleh pertarungan." ucap Hashirama. "Dan benar, ini memang jutsu yang tidak pantas ada. Tobirama, itulah kenapa waktu itu aku memberitahumu kalu ..."

"Tenanglah, kakak. Aku yang akan bicara dengan anak-anak muda ini." ucap Hokage kedua. "Ta-tapi ..." "Tenang." ucap Hokage kedua lagi. Hokage pertama tak bisa melawan.

"Dewa para shinobi ... benar-benar tak punya martabat." pikir Suigetsu.

"Kalian semua jangan salah paham." ucap Orochimaru. "Itu bukanlah rencanaku lagi. Itulah kenapa aku bahkan tidak memblok sikap kalian. Kali ini, aku hanya ingin memberinya kesempatan untuk berbicara pada kalian mengenai harapannya." Orochimaru menunjukkan Sasuke.

"Namaku adalah Uchiha Sasuke, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan pada kalian." ucap Sasuke. "Sasuke!?" Hokage ketiga kaget. "Seorang Uchiha ... Aku tidak heran kau bersama dengan musuh." ucap Hokage kedua. "Tobirama, sudah kubilang padamu untuk tidak berbicara seperti itu!!" bentak Hashirama. "Kau terlalu lembut." ucap Hokage kedua.

"Tak ada yang perlu dibicarakan mengenaiku. Hokage ketiga, kenapa kau memerintahkan Itachi untuk melakukan itu?"

"Jadi, kaus sudah tahu ya ..." ucap Hokage ketiga. "Aku sudah membunuh Itachi, untuk membalas dendam klan Uchiha." ucap Sasuke.

Hokage ketiga terdiam.

"Setelah itu, aku mendengar dari Tobi dan Danzou dan kemudian memutuskan untuk membalas dendam pada Konoha. Akan tetapi, aku ingin mendengarnya darimu, semua tentang Itachi." ucap Sasuke.

"Aku mengerti ..." ucap Hokage ketiga. Dan setelah menghela nafas sejenak, iapun bercerita. "Setelah memaksanya untuk membunuh keluarganya sendiri, kami menuduhnya sebagai pengkhianat, dan bahkan membiarkannya mengawasi gerak-gerik Akatsuki sendirian. Bahkan sejak dia masih kecil, Itachi menyadariajaran dan segel dari para leluhurnya, sementara orang lain bahkan tidak peduli dengan itu."

"Dia adalah orang yang sensitif, dia mampu merasakan banyak hal tentang shinobi, dan asal mula dari desa. Mungkin itulah kenapa ia tak pernah keluar dari batas klannya dan mampu untuk memikirkan mengenai masa depan shinobi dan desa. Dia sangat mengkhawatirkan hal tersebut." jelas Hokage ketiga.

"Pada usianya yang ketujuh, alasannya sudah seperti seorang hokage. Dia mempercayakan semuanya pada dirinya sendiri, kemudian terus membawanya, menanamkan pada dirinya kalau itu adalah misi yang harus ia emban. Dia membunuh keluarganya sendiri, menghentikan pemberontakan dan sekaligus perang yang mungkin saja akan terjadi, sendirian. Dia bertindak lebih jauh lagi dan masuk ke dalam Akatsuki, sebagai mata-mata untuk melindungi desa. Ini, sebagai persyaratan kalau aku akan melindungimu."

Sasuke hampir menangis, kemudian menundukkan kepalanya, "Jadi ... itu benar ..."

"Itu adalah takdir kutukkan bagi klan Uchiha." ucap Hokage kedua. "Aku tak tahu kalau mereka telah dimusnahkan. Jadi, mereka bahkan mencoba untuk melakukan pemberontakkan, aku sudah menduga kalau mereka akan melakukan hal seperti itu cepat atau lambat. Terdapat jiwa barbar yang secara rahasia mengikuti tekad Madara ..."

"Ya, kaulah yang telah memojokkan Uchiha, Hokage kedua!" ucap Hashirama. "Semua itu dimulai setelah kau menciptakan kepolisian militer Uchiha."

"Apa??" Hokage kedua tidak terima.

"Mereka yang mengendalikan kejahatan, pada suatu saat akan menjadi tidak disukai." ucap Orochimaru, "Terlebih, karena wewenang mereka, mereka menjadi sombong. Dibawah dalih kalau mereka akan mengawasi kriminal, kau membangun markas pusat kepolisian di tempat yang sama dengan penjara, yang sebenarnya juga mengasingkan mereka dari desa. Ini juga menaikkan simpatisan Madara."

"Tobirama!! Sudah kubilang berkali-kali untuk tidak menindas klan Uchiha!!" ucap Hashirama.

"Aku hanya memberi mereka aturan yang cocok untuk mereka." ucap Hokage kedua. "Aku melakukan itu agar mampu menangani dengan segera isu Madara yang baru menunjukkan diri. Kau tahu itu juga kan, klan Uchiha adalah ... Sebuah Klan yang Dipengaruhi oleh Iblis!"

"Kedengarannya seperti kau trauma terhadap Madara. Apa aku begitu takut dengan klan Uchiha?" tanya Orochimaru. "Anak muda, kau tak tahu bagaimana Madara itu." ucap Hokage kedua.

"Hokage kedua, aku ingin bertanya padamu." ucap Sasuke, "Apa itu klan Uchiha? Apa saja yang mereka ketahui?"

"Klan Uchiha dan Senju telah bertarung untuk untuk waktu yang lama. Sebenarnya, dua klan itu saling bermusuhan." ucap Hokage kedua.

"Aku tahu itu, tapi apa yang kau maksud dengan dipengaruhi oleh iblis?"

"Sementara klan Senju menganggap kekuatan mereka adalah cinta dan bukan jutsu, klan Uchiha berpikir kalau jutsu di atas segalanya. Tapi sebenarnya, cerita itu tidak benar." ucap Hokage kedua. Sasuke kaget, begitu juga degan Orochimaru.

"Tak ada klan lain yang menanggap cinta begitu berharga sebesar Uchiha. Itulah kenapa mereka menyegel cinta itu di dalam diri mereka."

"Apa maksudmu!?" Sasuke masih belum mengerti.

"Ketika anggota klan Uchiha mengetahui cinta, itu seperti saat perasaan yang telah mereka segel keluar. Kemudian mereka akan membangkitkan sesuatu yang bahkan lebih kuat dari kekuatan cinta Senju."

"Kalau begitu, bukankah itu malah bagus?" tanya Suigetsu, "Mereka akan mampu hidup rukun bersama senju dengan kekuatan cinta atau semacamnya itu, kan?"

"Akan tetapi, kekuatan cinta mereka terlalu kuat, dan mereka berakhir menjadi liar." jelas Hokage kedua lagi. "Ketika klan Uchiha yang telah mengetahui cinta kemudian kehilangan hal itu, kekuatan itu akan berubah menjadi kekuatan benci yang luar biasa, yang kemudian merubah orang tersebut. Aku sendiri sudah sering melihat hal itu berulang kali." ucap Tobirama.

"Dan setiap kali, selalu ada gejala yang sama." ucap Tobirama. "Gejala?" Sasuke bertanya. "Ketika Uchiha mengalami penderitaan setelah kehilangan orang yang dicintainya atau mengalami keputusasaan, kekuatan spesial akan muncul dan menyebar di otak mereka, yang kemudian berefek pada saraf optik dan mengubah mata mereka. Itu adalah mata yang merupakan refleksi perasaan, Sharingan."

"Sharingan berhubungan dengan perasaan seseorang, dan dengan cepat membuat mereka kuat, bersamaan dengan kebencian dalam diri mereka. Dan tepat sekali, terdapat banyak orang sensitif di antara klan Uchiha. Dan hampir semua yang telah merasakan kekuatan kuat itu akan ditangkap oleh kegelapan, dan berubah menjadi iblis."

"Semakin dalam kegelapan mereka, semakin kuat mata yang akan mereka dapat, dan akan mustahil untuk menangani mereka, seperti kasus Madara."

"Madara benar-benar mencintai adiknya, mungkin lebih besar dari cintamu pada kakakmu." ucap Hokage pertama.

"Aku ingin menjadikan kekuatan Uchiha sebagai sesuatu yang mampu melindungi desa." ucap Hokage kedua, "Akan tetapi, kalau mereka harus berakhir dengan mengorbankan diri mereka sendiri untuk keperluan desa, itu tak bisa ditolong lagi. Dengan melakukan hal itu, mereka tetap akan berguna bagi desa, yah, setidaknya begitu."

"Tobirama!! Tak bisakah kau berhenti membicarakan mereka seperti itu!? Kau sedang berbicara dengan anak Uchiha yang masih polos!" bentak hokage pertama. "Yang paling penting adalah desa, harusnya kau mengerti, kakak." ucap Hokage kedua.

"Aku tidak peduli." ucap Sasuke, matanya telah berubah ke mode mangekyou. "Aku sudah bukan anak kecil yang polos lagi."

Hokage pertama dan kedua terdiam, "Itu bukan tanda sharingan dasar, sebuah mangekyou?" pikir Hokage kedua.

"Hokage pertama ..." Sasuke kembali bertanya, "Aku akan bertanya padamu. Apa itu desa? Apa itu Shinobi di tempat pertama?"

Bersambung ke Naruto Chapter 620
NSC+620+Bahasa+Indonesia.jpg

Alur Cerita Naruto 620
"Senju Hashirama"

By: Masashi Kishimoto
Translate By: Beelzeta

"Hmm, apa itu desa dan shinobi?" Hashirama masih pikir-pikir dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Sasuke. "Itachi ... Kakakku telah dimanfaatkan oleh desa. Namun, ia tetap meresikokan hidupnya untuk melindungi desa, dan bangga karena telah mati sebagai shinobi Konoha. Dia membunuh keluarganya, dan dia sendiri mati demi melindungi desa ..."

"Apa itu sebenarnya? Dan shinobi yang telah menciptakan semua ini, apa mereka sebenarnya? Aku ingin mendengar kebenarannya darimu, sebelum aku mengambil keputusan." ucap Sasuke, mata mangekyounya telah kembali ke mode biasa. "Akankah aku membalas dendam pada Konoha, atau ..."


Sesaat, Sasuke sempat teringat akan waktu itu, suatu ketika saat ia masih bersama dengan Orochimaru. "Orochimaru ..." Sasuke hendak menanyakan sesuatu. "Apa?" Orochimaru menghadap ke Sasuke, kemudian Sasuke mulai menjelaskan pertanyaannya. "Kau mencoba untuk menghancurkan Konoha. Awalnya, aku percaya padamu saat kau mengatakan kalau itu hanya karena kau ingin. Tapi sekarang, aku tahu kalau itu tidaklah benar. apa alasanmu yang sebenarnya?"

Flashback berakhir sebelum Orochimaru menjawab. Kembali ke Sasuke, setelah mendengar kalau ia akan membalas dendam, hokage kedua emosi, "Membalas dendam pada Konoha? Jadi kau juga telah dikuasai oleh iblis Uchiha, bocah ... Kau, akan ku ..."

"Hokage kedua!"
"Tobirama ..."

Hokage pertama menatap adiknya. Tak seperti sebelumnya, kali ini ia begitu mengerikan. Orang-orang di sekitar mereka kaget, "Te-tekanan macam apa ini ..." pikir Suigetsu gemetar.

"Turunkan jarimu." perintah Hashirama. Tobirama seolah tak bisa melawan, dan akhirnya menuruti kata-kata kakaknya. "Baiklah ... tapi kau tak perlu membangkitkan chakramu sebesar itu, kakak." ucap hokage kedua, dan mengembalikan posisi jarinya yang samar-samar hendak merapal jutsu.

"Gahahaha!! Maaf, maaf!!" ucap Hashirama sambil tertawa. Sasuke terdiam, begitu juga rekan-rekannya. "W-wow ..." ucap hokage keempat, debu-debu dari atap berjatuhan hanya karena tekanan tadi. "Kau selalu seperti biasanya, Hashirama-sama ..." pikir hokage ketiga.

"Huh ..." hokage kedua memalingkan wajahnya.

"Ngomong-ngomong, kau benar-benar memiliki kakak yang hebat, Sasuke. Kurasa dia shinobi yang lebih baik daripada aku. Aku bisa saja membicarakan mengenai desa padamu, tapi ini pasti akan menjadi cerita yang panjang." ucap hokage pertama.

"Kalau memungkinkan, aku ingin anda menjelaskan apa yang Sasuke ingin tahu secara singkat. Kami tak punya banyak waktu." ucap Orochimaru. "Tak punya banyak waktu?"

"Sekarang kita sedang dalam perang. Uchiha Madara telah dibangkitkan kembali dan berencana untuk memusnahkan seluruh shinobi dari dunia ini." jelas Orochimaru. Dan mendengar hal itu, keempat hokage kaget.

"Aaakh, dunia memang selalu berperang." ucap hokage pertama. "Yah, tepat, aku bisa merasakan chakra yang kuat dari arah jam dua." ucap hokage kedua. Di sisi lain, hokage keempat baru menyadari sesuatu. "Ini ... chakra Kyuubi dan Naruto." pikirnya. "Begitu! Jadi kau berhasil melakukannya, Naruto, dan sekarang kalian bertarung bersama ..."

"Sepertinya memang benar, aku juga bisa merasakan chakra Madara." ucap hokage kedua. "Kalau begitu, kita juga harus pergi ke medan perang!!" ucap hokage ketiga.

"Kalian dikendalikan oleh Edo tenseiku, aku bisa membatasi gerakan kalian." ucap Orochimaru. "Kalau kalian tetap mau pergi, kalian bisa pergi setelah pembicaraan ini selesai." lanjutnya.

"Kita bisa bicara nanti!! Apa kau mengerti betapa seriusnya keadaan kalau Madara kembali!?" ucap hokage ketiga. "Aku berada di sisi anak ini." ucap Orochimaru. "Kalau Sasuke tidak puas, aku bisa saja menggunakan kalian untuk menghancurkan Konoha."

"Cih, di saat seperti ini, jutsu ini ..."

"Orochimaru, kurasa kau salah mengerti." ucap hokage kedua. "Mengembangkan keakuratan dan kemanjuran jutsu ini adalah kesalahanmu. Kali ini kami bangkit ke dunia dengan hampir seluruh kekuatan kami." hokage kedua menempelkan telapak tangan di dinding dan kemudian meretakkannya. "Aku tak akan membiarkanmu menahanku dengan Edo Tenseimu. Akulah yang menemukan jutsu ini. Dan pada akhirnya, kakak, bagaimanapun aku akan pergi." ucap hokage kedua.

Tapi tiba-tiba, deg ...
"Cih, aku tak bisa bergerak." ternyata Edo Tensei Orochimaru leih kuat dari yang ia kira.

"Sarutobi, kau telah menciptakan shinobi yang hebat." ucap hokage pertama.

"Adalah suatu kehormatan bagiku dipuji oleh dewanya Shinobi." ucap Orochimaru. "Hahaha, kau menambah kemampuan menahannya dengan menggunakan selku. Tobirama, sepertinya kemampuanmu sudah semakin berkurang."

"Anak ini ... Setelah kurasakan lebih baik baik, hampir seluruh tubuhnya terbuat dari sel kakak." pikir hokage kedua.

"Baiklah, kalau begitu ..." hokage pertama melakukan sesuatu. Orochimaru kaget, "Hokage pertama, dia berbeda. Dia melepas belengguku, aku harus berhati-hati." pikir Orochimaru.

"Tenang saja, Orochimaru." ucap hokage pertama. "Pertama-tama, aku akan membebaskan anak ini dari perasaan yang terus membelenggunya. Aku tak tahu apa yang anak Uchiha ini pilih setelah mendengar kata-kataku, tapi kalau aku tidak mempedulikannya, tidak diragukan lagi dia hanya akan menjadi Madara yang baru. Kalau begitu, meskipun perang berakhir, kemenangan kita tak akan ada artinya."

"Hah, lakukan saja sesukamu, kakak." ucap hokage kedua.

"Oh, yah, mulai dari mana ya? ya, benar ..." hokage pertama duduk dan mulai bercerita. "Berbicara mengenai desa dan shinobi ..."

Flashback ke saat pertarungan antara hokage pertama dan Madara. Hashirama berdiri di atas kayu ciptaannya, dengan gulungan berukuran besar berada di punggungnya. Sementara itu Madara, ia berdiri di atas kepala Kyuubi, dengan mata yang telah berada di mode Eternal.

"Mokuton! Mokuryuu no Jutsu!!" Hokage pertama membuat naga dari kayu yang kemudian melilit tubuh Kyuubi. Akan tetapi, kyuubi mampu menyerangnya dengan bijuudama. "Mokuton! Mokujin no Jutsu!!" Hashirama kembali menciptakan monster dari kayunya dan menyerang, namun Madara tak hanya diam dan kemudian menggunakan Susano'onya.

Pertarungan antara lelaki yang disebut-sebut sebagai dewa para shinobi, melawan duet Uchiha terkuat dan Kyuubi. Setelah ini, sejarah mereka akan terkuak.

"... Aku harus memulainya dari Uchiha dan Senju."

Bersambung ke Naruto Chapter 621
621_1.jpg
Alur Cerita Naruto 621
"Hashirama dan Madara"

By: Masashi Kishimoto
Translate By: Beelzeta

Flashback yang menceritakan pertarungan mereka dimulai, Hashirama dan Madara. Mereka bertarung, saling serang dengan jutsu andalan masing-masing. Serangan-serangan tersebut bahkan sampai menciptakan ledakan besar yang terlihat dari langit.


Dari ledakkan itu, tampak dua sosok raksasa yang mengerikan. Hashirama berdiri di atas sesosok mahluk yang terbuat dari elemen kayu, hal yang membuat Madara cukup kaget dan berkata, "Ingin menggunakan Mokuton - Gobi no Jutsu untuk melawan Bijuu?"

Madara sendiri duduk di atas sosok yang lebih mengejutkan. Tak hanya sekedar Kyuubi, melainkan Kyuubi yang tubuhnya sudah dilapisi jubah perang. Ya, Madara melapisi Kyuubi dengan Susanoo.


"Apa!? Dia membuat Bijuu menggunakan Susanoo layaknya armor? Madara sialan, ternyata kau pintar juga." pikir Hashirama, yang malah tampak semakin menikmati pertarungan.
Kyuubi memegang pedang Susanoo Madara, dan menggunakannya untuk menebas Hashirama. Namun, "Aku bisa memprediksi bagaimana kau akan menggunakan pedang itu!!" ucap Hashirama dan kemudian menahannya dengan Mokuton, "Mokuton - Hotei no Jutsu!!" Kedua tangan raksasa kayu Hashirama menahan serangan itu.

Tak hanya sampai sana, jutsu Hashirama terus berlanjut. Di sekitar Kyuubi, muncul tangan-tangan raksasa elemen kayu yang siap untuk menyergapnya. Namun, Madara mampu mengantisipasinya. Kyuubi mengayunkan pedangnya, menciptakan tebasan tiga ratus enam puluh derajat yang membuat tangan-tangan itu putus. Dan bahkan, gunung-gunung di sekitar mereka juga ikut terbelah.


Hashirama meloncat dari monsternya, kemudian berusaha untuk menjauh sejauh mungkin. "Kalau begini terus, bisa-bisa tempat ini akan benar-benar hancur. Kami harus mendekat ke laut." pikir Hashirama sambil meloncat di puing-puing yang berjatuhan.

"Aku tak akan membiarkanmu meloloskan diri!!" teriak Madara, masih terus mengejar dengan Kyuubi berjubah Susanoo itu. "Apa kau hanya bisa berlari, hah!!?" Madara bersiap untuk menembakkan bijuudama dari Kyuubi. Dan tak hanya sebatas itu, bola hitam tersebut juga ditusuki dengan pedang chakra yang Kyuubi bawa. Jadi setelah ditembakkan, serangan itu membentuk putaran mirip shuriken berkekuatan super. "Kau tak akan bisa menghindarinya lagi, apa yang akan kau lakukan, hah!!?" ucap Madara.

Hashirama tak tampak ketakutan. Ia berhenti, membalikkan badan dan kemudian menggigit jempolnya, lalu menciptakan segel. "Kuchiyose ... Gojuu Rashoumon!!!!" Hashirama memunculkan gerbang pertahanan berlapis, mirip seperti yang Orochimaru gunakan saat menahan bijuudama Naruto hanya saja lebih besar.

"Dengan ini ..."

"Dia merubah lintasan tembaknya!?" pikir kaget Madara. Meski tak mampu menahan sepenuhnya, setidaknya pertahanan tersebut mampu membelokkan tembakan Madara. Sehingga, bijuudama dengan pedang tadi melesat menuju laut. Namun ... Tembakkan itu terus melesat hingga sampai di pulau berikutnya dan meledak di sana.

"Serangannya mencapai sisi pantai yang lain!?" ucap kaget Hashirama. "Hashirama, sudah lama semenjak pertarungan terakhir kita. Aku yakin kau pasti menyadari betapa banyak aku berkembang." ucap Madara.

"Hah, apa kau ingin menghancurkan semua yang sudah kita lakukan sejauh ini!? Semua usaha kita!!?" ucap Hashirama, sambil tetap dengan kuda-kuda siap bertarung. "Pertarungan kita tak akan menghasilkan apapun, ini hanya akan membawa luka bagi desa dan shinobi!! Ini adalah penghinaan bagi saudara dan rekan kita!!"

"Berani-beraninya kau ..." Madara malah semakin marah ketika mendengar itu.

"Aku tak ingin membunuhmu!!" ucap Hashirama. "Apa kau merasa kalau kau bisa membunuhku jika kau mau!?" ucap Madara. "Tidak!" Sahut Hashirama, "Aku hanya berpikir kalau kita adalah teman." lanjutnya.

"Aku sudah berada di atas!!!" teriak Madara, yang diikuti dengan raungan kyuubi berjubah Susanoo. Posisi Madara saat ini benar-benar seolah tak terkalahkan. Namun, Hashirama tetap tak mau kalah, dan kemudian mengeluarkan salah satu jutsu terkuatnya. "Tak ada jalan lain lagi. Senpou ... Mokuton, Shinsuusenju!!!!"

Tanda khusus keluar dan melapisi wajah Hashirama, sama seperti saat Tsunade berada di mode terkuatnya. Kemudian, muncul sosok dewa, mirip budha raksasa dengan ribuan tangan di belakangnya. Monster tersebut begitu besar, ukurannya bahkan beberapa kali lebih besar dari Kyuubi.

"Aku datang, Madara!!!" Hashirama melesat maju. "Keluarkan serangan terbaikmu, Hashirama!!" Madara masih begitu percaya diri kalau ia bisa menang. Pertarungan terus berlanjut. Dan tiba-tiba, scene berpindah, menuju Flasback yang bahkan lebih jauh lagi ...

"Ukhh!!" seorang anak melempar batu di sungai. Namun, lemparannya tak pernah bisa sampai menyentuh sisi sungai yang satunya. "Huh, selanjutnya aku pasti bisa mengirimnya sampai ke sisi lainnya." ucap anak itu, yang tak lain adalah Madara kecil.

Ia kembali mencobanya, namun lagi-lagi tidak berhasil.

"Harusnya kau melemparnya sedikit lebih tinggi." ucap seorang anak laki-laki yang tiba-tiba saja datang. "Itulah bagaimana caranya." ucap anak itu. Sejenak Madara terdiam, melihat ke arah anak itu, dan kemudian berkata, "Aku tahu itu. Kalau aku benar-benar mau, aku pasti bisa." ucap Madara. "Ngomong-ngomong, kamu siapa?" Madara bahkan tidak tahu siapa dia.

Kemudian, anak kecil itu memperkenalkan diri. "Hmm, sekarang, bisa dibilang aku adalah saingan melempar batumu. Yah, lemparanku sudah mencapai sisi satunya sih." ucap anak itu, yang tak lain adalah Hashirama kecil. Pertemuan dan takdir, itulah pertama kali Hashirama bertemu Madara.

Bersambung ke Naruto Chapter 622
622_11.jpg
Alur Cerita Naruto 622
"Menuju Sisi lain"

By : Masashi Kishimoto
Translate By : Beelzeta

Madara kecil terlihat kesal karena Hashirma tak kunjung memberitahu namanya. "Kutanya, kamu siapa!?" bentak anak itu. Hashirmapun menjawab, "Namaku Hashirama. Tapi, aku tak bisa menyebutkan nama lengkapku."


Sejenak Madara sempat terdiam, bingung, tapi kemudian ia tak terlalu mempedulikannya. Bocah itu kemudian kembali mengambil batu, dan memasang aba-aba untuk melemparnya ke sungai. "Hashirama, kan, lihat, kali ini aku pasti berhasil!"

Madara kecilpun melemparnya. Melihat gerakkan anak itu, Hashirama kecil berpikir, "Caranya melempar itu batu, dia pasti pintar dalam melempar shuriken."

Namun tetap saja, pada akhirnya lemparan Madara gagal menpai sisi lain dari sungai itu.

"Sial!!" teriak Madara kecil. Ia berbalik ke arah Hashirama dan kemudian membentaknya, "Kau berdiri di belakangku sengaja untuk mengacaukan konsentrasiku, kan!? Aku sangat sensitif, aku bahkan tak bisa kencing jika ada yang berdiri di belakangku."



"Maaf ..." ucap Hashirama, ia berjongkok dan tampak benar-benar menyesal. "Eeh? Kau tak perlu sedepresi itu. Ma-maaf ya, tadi itu aku hanya membuat alasan." ucap Madara.

"Aku ... tidak tahu ... aku tak tahu kalau kau punya gejala aneh seperti itu." ucap Hashirama. "Kau itu orang baik atau buruk, sih!!?" bentak Madara. "Hahaha!" Hashirama bangun dan ekspresinya mendadak berubah ceria, "Tapi kau tahu kan kalau aku lebih hebat darimu dalam melempar batu?"

"Lain kali kau yang akan kulempar!!!" bentak Madara. "Maaf." lagi-lagi Hashirama memasang wajah depresi. "Aku tak bermaksud untuk membuatmu marah. Kalau kau memang mau melemparku, aku sudah siap, lakukan saja."

"Hei hei, apa kau sadar kalau kau itu mengganggu, hah?"

"Tapi ..." ucap Hashirama kecil, "Aku harap kau bisa melemparku sampai sisi lain sungai." lanjutnya dengan nada mengejek. "Dasar mengganggu, pergi sana!!!!" usir Madara. "Baiklah kalau begitu." ucap Hashirama. "Ti-tidak, tunggu!!!" Madara kecil hanya bercanda. "Kau menyuruhku pergi atau tetap di sini, sih? Bisa kau mengatakannya dengan lebih jelas?"

"Eh?" Mereka berdua tiba-tiba dikagetkan dengan sesosok mayat yang mengapung di sungai. Mayat seorang shinobi.


"Apa itu?" Tanya Madara, sementara Hashirama kecil langsung ke sungai dan menghampirinya. Hashirama kecil mampu berjalan di atas air. Kemudian Madara sadar, "Apa kamu ... seorang shinobi?"

"Sepertinya perang akan sampai kemari. Pulanglah." ucap Hashirama. Ia melihat ke arah mayat itu, dan kemudian ke arah lambang ninjanya. "Ini ... lambang dari klan Hagoromo." pikir Hashirama. Saat itu, masih belum ada desa. Hanya kumpulan dari klan-klan.

"Aku harus pergi. Sampai jumpa ..." Hashirama meloncat dan pergi ke sisi lain sungai. Tapi sebelum itu, dari tempatnya Madara kecil memperkenalkan diri. "Namaku Madara. Tidak memberitahukan nama lengkap pada orang asing, itu salah satu aturan shinobi, kan?"

"Seperti dugaanku, ternyata kau shinobi juga." ucap Hashirama. Mereka telah berada di sisi sungai yang berlainan. Mereka memiliki sifat yang berbeda. Tapi waktu itu, Hashirma dapat merasakan kalau entah kenapa mereka seolah dekat. Hashirama juga merasa kalau ia mampu mengerti kenapa Madara datang ke sungai itu.


Hashirama pergi, dan kemudian sampai di suatu tempat pemakaman. Banyak shinobi dari klan Senju mati saat itu, dan merekapun dikuburkan. "Kawarama ..." ucap sedih Hashirama. Karena Kawarama, salah seorang temannya juga tewas.

"Hiks." salah seorang teman Hashirama menangis. Tampak tiga orang anak, Hashirama, adiknya, dan anak yang menangis itu. Mereka bersama dengan seorang shinobi dewasa, semacam pembimbing mereka.


"Shinobi tak seharusnya merengek seperti itu." ucap shinobi itu. "Mereka memang lahir untuk mati dalam pertempuran. Harusnya kalian bersyukur mayatnya masih bisa dikubur secara utuh. Kali ini, musuh kita bukan hanya klan Hagoromo, tapi juga klan Uchiha. Mereka benar-benar kejam!"

"Kawarama masih tujuh tahun!!" ucap Hashirama, sedikit membentak. "Berapa lama perang ini akan terus berlanjut!!?" bentaknya lagi. Tapi shinobi dewasa itu hanya menjawab, "Sampai semua musuh kita habis. Perjalanan menuju dunia yang tanpa perang tidaklah mudah."

"Dan demi itu kau juga mengorbankan anak-anak?"

"!!!" lelaki itu tersinggung mendengar perkataan Hashirama, dan kemudian memukulnya.


"Aku tak akan membiarkanmu menghina Kawarama!! Dia adalah seorang shinobi hebat yang mati dalam pertarungan, dia bukan anak-anak!!!" bentak lelaki itu.

"Apa kau baik-baik saja, kak Hashirama?" tanya anak tadi. Kakak? Apa jangan-jangan tiga anak tadi bersaudara semua? Apa saudara Hashirama bukan hanya Tobirama? "Kau tahu kan, apa yang akan terjadi kalau berani melawan ayah." ucap Tobirama.

"Itama ... Tobirama ... Aku tak mau kalian juga mati dalam rasa sakit." pikir Hashirama. Kemudian, ia kembali membentak ayahnya, "Bagaimana bisa kau mengatakan kalau Senju adalah klan yang penuh dengan cinta!? Shinobi hebat apanya!? Bagiku itu hanya kelompok orang dewasa yang membawa anak-anak menuju kematian mereka! kita juga melakukan hal yang sama dengan klan Uchiha!!"

"Itu adalah respek bagi musuhmu." ucap lelaki tadi, yang ternyata ayah Hashirma. "Meskipun seorang bayi, selama ia memiliki senjata, ia adalah musuh. Dan merubah anak-anak menjadi shinobi yang hebat, itu berarti kau mencintainya."

"Apa kita harus mati untuk menjadi shinobi yang hebat!!?" bentak Hashirama lagi, ia benar-benar masih belum puas. "Yang bisa dilakukan hanya membunuh atau dibunuh, bahkan tanpa tahu bagaimana mulainya. Kau bahkan tak boleh mengatakan nama lengkapmu karena itu berbahaya, Dunia Shinobi ini benar-benar keliru!!!"


"!!!!" Ayahnya kembali marah, "Orang-orang sepertimulah yang disebut anak-anak!!!" ia kembali bersiap untuk memukul anaknya. Namun, Tobirama menghalanginya. "Ayah, hari ini kakak hanya sedang depresi. Tolong maafkan dia." ucapnya.

Akhirnya, ayah mereka membatalkan niatnya.


Setelahnya, mereka bertiga, tiga anak itu pergi ke suatu tempat dan berbincang-bincang. "Orang dewasa memang bodoh." ucap Tobirama. "Kalau mereka ingin berhenti bertarung, harusnya mereka membuat suatu kesepakatan dengan musuh."

"Tapi, bagaimana dengan keluarga kita yang sudah dibunuh? Bagaimana dengan perasaan rekan-rekanmu?" ucap Itama. "Pemikiran seperti itulah yang akan membuatmu mati juga." ucap Tobirama. "Kau dan orang-orang dewasa terlalu marah karena hal itu. Mulai dari sekarang, Shinobi harusnya merefresh perasaan mereka. Menciptakan peraturan, serta menghindari pertarungan yang tidak perlu."


"Hah, aku penasaran apakah hal seperti itu mungkin terjadi." ucap Hashirama. "Untuk membuat kesepakatan yang nyata, sebuah aliansi ..."

"Kesepakatan yang nyata?"

Pada masa perang, rata-rata harapan hidup seorang shinobi dan masyarakat biasa adalah sekitar tiga puluh tahun. Yang membuatnya rendah adalah, banyaknya anak kecil yang mati ...

"Itama!!!!" teriak khawatir orang-orang senju. Mereka terlambat. Saat tiba, anak kecil bernama Itama itu sudah tewas terbunuh oleh genjutsu klan Uchiha.


Hari-hari berlalu, Hashirama kecil duduk menyendiri di pinggir sungai. "Hei, sudah lama ya." ucap Madara yang tiba-tiba saja menghampirinya. Ia kemudian bertanya, "Hashirama, kenapa kali ini kau tampak begitu depresi? Apa sesuatu telah terjadi?"

"Aku ... aku, tak ada apa-apa." ucap Hashirma. Tapi, Madara tahu kalau ia berbohong. "Kau berbohong, ayolah, kau bisa menceritakannya padaku." ucapnya. "Bukan apa-apa ..." ucap Hashirama lagi.

"Tak apa, katakan saja."
"Tidak, sungguh, bukan apa-apa."
"Kau terlalu berlebihan, aku akan mendengarnya."
"Tapi sungguh, tak ada apa-apa. Tak ada ... apa-apa, hiks ..." Hashirama menangis.
"Pasti ada apa-apa kan!? Katakan!!" bentak Madara.

"Itu ... adikku mati." ucap Hashirama. Ternyata memang benar, anak tadi memang saudaranya. Tapi sayang, ia telah meninggal. Madara terdiam, sementara Hashirama melanjutkan ceritanya. "Alasan kenapa aku datang kemari adalah karena itu. Dengan melihat ke arah sungai, aku merasa seolah perasaan sedih ini terbawa oleh sungai. Namamu Madara, kan? Kupikir kau juga seperti itu."

Madara kecil masih terdiam.

"Apa kau ... punya saudara?" tanya Hashirma. Kemudian Madara mengambil sebuah batu, dan mulai bercerita. "Aku punya empat saudara laki-laki. Yah, aku 'memiliki' mereka."

"Hm?"

"Kita adalah shinobi. Kita mungkin mati kapan saja. Satu-satunya cara untuk tidak mati adalah dengan menujukkan apa yang sebenarnya kau pikirkan pada musuhmu, tanpa menyembunyikan apapun, dan berteman dengan mereka. Tapi, sepertinya itu mustahil. Karena ... tak mungkin untuk melihat apa yang sebenarnya orang pikirkan, dan bagaimana perasaan terdalam mereka."

Madara kecil melempar batu yang dipegangnya.

"Apakah memang mustahil ... Untuk saling menunjukkan pemikiran asli kita?"

"Aku tak tahu." ucap Madara, "Tapi aku selalu datang kemari dengan harapan, kalau itu bukanlah hal yang mustahil." lemparan Madara akhirnya sampai di sisi lain sungai. "Saat ini, kurasa ada satu. Setidaknya bukan hanya kau, tapi aku juga sudah bisa mencapai sisi yang lainnya."

Harapan Madara telah sampai di sisi yang lain. Dua anak dari klan yang bermusuhan, mereka berdua akan menjadi sosok penting dalam sejarah terciptanya dunia shinobi di masa depan.

Bersambung ke Naruto Chapter 623

Tidak ada komentar:

Posting Komentar